Sabtu, Ogos 08, 2009

Memahami Hikmah Di Balik Kemiskinan




Miskin merupakan suatu fenomena hidup yang universal
bahwa kemiskinan adalah satu masalah yang bisa
menimpa kehidupan siapa saja di antara anak
manusia. Kemiskinan sering dihubungkan dengan
keadaan kurang materi seperti sandang dan
pangan. Namun sebenarnya tidak hanya terbatas
pada materi saja, tetapi juga pada aspek moralitas
yang perlu menjadi pertimbangan timbulnya
kemiskinan itu tadi.

Imam Ghazali dalam kitab Tanqihul Qoul
mengatakan, bahwa kemiskinan ialah hilangnya
sesuatu yang dibutuhkan. Adapun hilangnya
sesuatu yang tidak dibutuhkan, maka itu tidaklah
dinamakan kemiskinan.

Nabi SAW bersabda: "Kemiskinan itu buruk pada
sekalian manusia dan bagus disisi Allah pada hari
kiamat ". Kemiskinan mendapatkan tempat yang
istimewa di sisi Allah, sehingga Rasulullah SAW
selalu mengajurkan kepada umatnya agar
berlindung dari kefakiran. Seperti yang beliau
ucapkan "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari kekufuran dan kemiskinan, dan
aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur, tidak
ada Ilah yang hak disembah selain Engkau ".

Di balik ujian atas kemiskinan itu ternyata
sangatlah besar pahalanya. Karena Rasulullah
SAW membagi adab seorang miskin itu ada dua
hal: Pertama, berlindung kepada Allah Ta'ala dan
memohon kepada-Nya agar diberi kecukupan dan
penjagaan kehormatan. Kedua, rela menerima
ketetapan Allah SWT apabila kita tertimpa
kemiskinan atau kekurangan harta. Selalu sabar
dan rela dengan takdir Allah. Karena kemiskinan
ini hanyalah sebagai ujian dari Allah. "Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan " (QS. 2 : 155-156).

Ingatlah bahwa semua orang di muka bumi ini
sedang diuji, orang miskin dengan kemiskinannya
dan orang kaya dengan kekayaannya. Maka,
tidaklah pantas kalau kita bersedih kala kita
mendapat ujian dalam kemiskinan, hadapilah
dengan berlindung kepada Allah dan bersabar
atasnya.

Kemiskinan itu juga bisa disebabkan oleh
manusianya sendiri, seperti : Lemah dan malas
dalam berusaha, hal ini dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari seperti seseorang yang
hanya mengandalkan pemberian orang lain dan
tidak bekerja dalam mencari rejeki. Allah
berfirman : "Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia berada dalam susah
payah. " (QS. 90:4). Susah payah mengharuskan
seseorang untuk bekerja keras dan berjuang untuk
memperoleh rejeki dan keberkahan.

Kemiskinan juga merupakan bagian dari musibah
yang terkadang disebabkan oleh perbuatan
maksiat atau dosa yang bisa menghalangi
keberkahan, Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya
seseorang hamba terhalang dari rezeki dengan
sebab dosa yang dia kerjakan " (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah). Sehingga terhalangnya seseorang
dari rezeki mungkin dengan lenyapnya rezeki atau
berkurang jumlahnya, atau tidak memberi manfaat.

Sebenarnya semua ujian ini tidak lain adalah untuk
menguji kadar keimanan dan mengajarkan adab
kesabaraan berupa istirja' (mengembalikan urusan
kepada Allah SWT dengan mengucap Inna lillahi
wa inna ilaihi raaji'un). Sabda
Nabi: "Sesungguhnya jika seseorang hamba telah
ditulis baginya satu kedudukan yang tidak mampu
dia capai dengan amalnya, maka Allah mengujinya
di dalam harta atau badan atau anaknya. " (HR.
Abu Dawud)

Dalam kalam Habib Muhammad bin Hadi Assegaf
diceritakan bahwa ada seseorang yang bermimpi
melihat Malik bin Dinar berlomba dengan
Muhammad bin Wasi' menuju surga. Ia
menyaksikan bahwa Muhammad bin Wasi'
akhirnya dapat mendahului Malik bin Dinar. Orang
itu kemudian bertanya mengapa demikian
kejadiannya, karena menurut perkiraannya Malik
bin Dinar bakal menang. Kaum shalihin menjawab
bahwa ketika meninggal dunia Muhammad bin
Wasi' hanya meninggalkan sepotong pakaian,
sedang Malik meninggalkan dua potong pakaian.
Sebuah renungan bahwa kita dianjurkan untuk
hidup dalam kesederhanaan dan tidak berlebih-
lebihan.

Tiada ulasan: